Smart, creative, and inpirative

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Image
The Strategies  of Cultivating Focus and Emotion to the Students The Students entering into the classroom have diverse background, condition or situation, and potency. Majority of them have difficulties in focus and emotion, and it is not easy to tell them to cncentrate or focus in learning. They enter into the classroom with empty brain, and they do not have any purposes to go to school. Therefore, the alternative ways or strategies are very urgent. There are ten strategies that can be used to cultivate focus and emotion to our students in learning. Before understanding the strategies, we should know the definition of focus and emotion in advance. A. The definition of Focus and Emotion 1. The Definition of Focus In the educational context, focus denotes the capacity to direct one's attention and concentration towards a specific objective, subject, or task. This entails the ability to eliminate distractions, sustain attention over time, and actively participate in the learning proc...

Cara Membuat Soal HOTS dengan Mudah

Membuat Soal HOTS dengan Mudah

A. Pengertian Soal HOTS

.        Soal adalah sebuah instrumen yang digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pembelajaran. Dengan kata lain, soal adalah sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran.
       Soal terdiri dari soal LOTS dan HOTS.  Soal LOTS biasanya mengukur kemampuan siswa tingkat  mengingat (remember/recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengelolaan (rite); akan tetapi, soal HOTS lebih mengukur kepada kemampuan menstrasfer satu konsep ke konsep lain, memproses dan menerapkan informasi, mencari katan dari berbagai  informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.
     Di dalam pembuatan soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah      menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5),  dan mengkreasi (creating-C6); akan tetapi,  tidak pada rananh mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), dan menerapkan (aplying-C3).
     Selanjutnya, dalam memilih kata kerja operasional (KKO) untuk membuat indikator soal HOTS, jangan terjebak pada pengelompokkan kata kerja operasional (KKO), karena kata kerja operasional yang dikelompokan pada C2 dan C3, seperti kata kerja "Menetukan" bisa jadi terjadi pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila  didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa dikelompokan pada ranah C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
        Disamping itu, dalam menyusun soal HOTS pada umumnya menggunakan stimulus. Stimulus adalah sebagai media dasar yang bersifat kontektual yang menarik yang digunakan dalam pembuatan soal HOTS.  Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, dan lain- lain, dan juga diambil dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. 

B. Ciri- Ciri Soal HOTS

     Ciri- ciri soal HOTS pada hakekatnya yaitu, mengukur kemampuan tinggi, berbasis permaslahan kontektual, dan menggunakan bentuk soal beragam. 

1. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


         Menurut The Australian Council for Educational Research (ACER),  kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses  menganalisis, merefleksi, memberikan argument (alasan),  menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan  menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Akan tetapi, Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).
      Namun yang perlu diperhatikan bahwa kata "sulit/Difficulty"  tidak sama dengan HOTS. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. contoh, arti uncommon word, seperti kata "Novice"  mungkin mengartikannya sulit, tetapi  dalam  menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.

2. Berbasis contextual Problems

       Contextual Problems pada hakekatnya fenomena yang terjadi dewasa ini khususnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Pemahaman fenoma tersebut dapat dikaitkan dengan keterampilan peserta didik dalam menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)dan mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di dalam kelas sebagai poblem solving dalam real life. Ada lima karakteristik dalam contextual assessment yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan 
   penciptaan (creation).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang 
    diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan 
    kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep 
    pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

       Adapun ciri-ciri  contextual assessment yang berbasis pada asesmen autentik, sebagai berikut:
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan 
    banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.


  Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual

Asesmen Tradisional
Asesmen Kontekstual
Peserta didik cenderung memilih respons yang diberikan.

Peserta didik mengekspresikan respons
Konteks dunia kelas (buatan)
Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek ingatan (recalling)
Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi)

Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis.
Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks nyata.


3. Menggunakan bentuk soal beragam

Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Ada beberapa alternatif bentuk soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut.

a. Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi nyata.  Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban soal yang terkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang dimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0. Jawaban  yang diharapkan (kunci jawabaan) umumnya tidak termuat secara eksplisit dalam stimulus atau bacaan. 

b. Isian singkat atau melengkapi
    Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat atau melengkapi adalah sebagai berikut.
1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak
    dua bagian supaya tidak membingungkan siswa.
2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, 
     atau waktu.

c. Jawaban singkat atau pendek

    Soal dengan jawaban singkat atau pendek adalah jawaban yang berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan.Karakteristik soal jawaban singkat adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah;
2) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang singkat;
3) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal diusahakan relatif sama;
4) Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk sekadar mengingat atau menghafal apa yang tertulis dibuku.

d. Uraian

Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.

Untuk penilaian yang dilakukan oleh sekolah seperti Ujian Sekolah (US) bentuk soal HOTS yang disarankan cukup 2 saja, yaitu bentuk pilihan ganda dan uraian. Sedangkan untuk penilaian harian, dapat disesuaikan dengan karakteristik KD dan kreativitas guru mata pelajaran. Pemilihan bentuk soal hendaknya dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian yaitu assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning.

C. Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS
Format 1.KISI-KISI SOAL HOTS
Mata Pelajaran : .............................................................
No.
Kompetensi Dasar
Materi
Kelas/ Semester
Indikator Soal
Level Kognitif
Bentuk Soal
No. Soal

















Mengetahui                                                                            
                                                                                                    
Kepala MTS.........................................  
NIP.                                                                                                  
1. Isilah nomor urut yang sesuai.
2. Pada kolom Kompetensi Dasar, isilah dengan KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
3. Tuliskan materi pokok pada kolom Materi, yang terkait langsung dengan materi yang akan diujikan.
4. Isilah kolom Kelas/Semester, sesuai dengan KD yang dipilih pada kelas/semester tertentu.
5. Pada kolom Indikator Soal, isilah dengan indikator soal yang diturunkan dari KD. Indikator soal yang 
    lengkap umumnya memuat komponen ABCD, yaitu Audience (siswa), Behavior (kemampuan yang akan 
     diukur), Condition (stimulus), dan Degree (derajat ketepatan). Contoh: Disajikan wacana kontekstual 
    tentang bencana alam, siswa dapat merancang strategi yang tepat untuk mengatasi bencana alam tersebut.
6. Pada kolom Level Kognitif, diisi dengan Penalaran (yang mencakup dimensi proses berpikir Mengalisis-           C4, Mengevaluasi-C5, atau Mengkreasi-C6).
7. Pada kolom Bnetuk Soal, diisi dengan Pilihan Ganda atau Uraian sesuai dengan bentuk soal yang akan 
     digunakan.
8. Kolom Nomor soal disesuaikan berdasarkan nomor urut soal.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Menyulam Hubungan Hangat dan Meningkatkan Kualitas Hidup bersama Orang Lain

What are the Effects of the Socractic Method on the Students' Critical Thinking Skill?