Smart, creative, and inpirative

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Image
The Strategies  of Cultivating Focus and Emotion to the Students The Students entering into the classroom have diverse background, condition or situation, and potency. Majority of them have difficulties in focus and emotion, and it is not easy to tell them to cncentrate or focus in learning. They enter into the classroom with empty brain, and they do not have any purposes to go to school. Therefore, the alternative ways or strategies are very urgent. There are ten strategies that can be used to cultivate focus and emotion to our students in learning. Before understanding the strategies, we should know the definition of focus and emotion in advance. A. The definition of Focus and Emotion 1. The Definition of Focus In the educational context, focus denotes the capacity to direct one's attention and concentration towards a specific objective, subject, or task. This entails the ability to eliminate distractions, sustain attention over time, and actively participate in the learning proc...

PROFESIONALISME DAN KREDIBILITAS ASESOR DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN


PROFESIONALISME DAN KREDIBILITAS ASESOR 

By: Hamdani, S.Ag., M.Pd

A. Peranan Asesor  dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

      Dewasa ini perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan semakin menjamur. Hampir setiap pelosok desa, kota terdapat sekolah atau lembaga pendidikan. Mereka berlomba- lomba mendirikan sekolah karena bagi mereka sekolah tidak hanya sebagai wadah untuk mendidik para siswa; akan tetapi, sekolah atau lembaga pendidikan juga merupakan tempat investasi yang menjanjikan di masa kini dan yang akan datang.
    Investasi pendidikan bagi mereka merupakan investasi yang mempunyai resiko yang kecil atau low risk. Oleh karena itu, mereka berani menginvestasikan dananya untuk membangun sekolah atau lembaga  pendidikan scara besar- besaran.
   Disamping persaingan secara fisik, mereka juga bersaing dalam kualitas atau mutu, karena mutu atau kualitas dalam pendidikan merupakan bagian yang sangat urgen. Menurut Garvin (2088), Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
  Peningkatan mutu pendidikan adalah sangat penting untuk menciptakan atau mempersiapkan generasi yang mumpuni dalam membangun bangsa; oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan perlu dilaksanakan dengan serius dan profesional. Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya tanggung jawab guru, sekolah, kepala sekolah, pengawas, tapi juga tanggung jawab asesor, Karena asesorlah yang berkewajiban menilai kelayakan atau tidak terhadap perkembangan sekolah. Dengan demikian maka asesor perlu kerja yang profesional dan optimal terhadap pelaksanaan akriditasi sekolah atau lembaga pendidikan.
        Keprofesional seorang asesor dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat diperlukan karena banyak tantangan yang akan dihadapi. Menurut Ahmad Sanusi, manajemen mutu pendidikan setidaknya menghadapi empat  tantangan yang besar. Pertama, tantangan terhadap peningkatan nilai tambah (added value). Kedua, tantangan adanya perubahan Sumber Daya Manusia (human resources) terhadap perkembangan teknologi dan informasi.  Ketiga, tantangan persaingan global yang memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Keempat, munculnya kolonialisme baru di bidang IPTEK dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik.
  Tantangan- tantangan mutu pendidikan sebagaiman disebutkan diatas juga sebagi challenges bagi pelaksanaan akriditasi, karena pelaksanaan akriditasi merupakan bagian yang paling penting untuk menilai mutu atau layak dan tidak layaknya sekolah. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (22). Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional.   
          Kelayakan program pada satuan pendidikan yang dimaksud adalah kelayakan yang mengacu pada SNP, yaitu pasal 2 ayat (1) yang meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.

B. Problematika Profesionalisme dan Kredibilitas Asesor

  Peningkatan Mutu pendididkan tidak terlepas dari profesionalisme asesor dalam melaksanakan akriditasi. Pelaksanaan akriditasi itu dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan sebagaimana yang diharakan dan direncanakan apabila asesor tersebut sudah profesional. Namun, pelaksanaan  akriditasi tersebut secara profesiona dan kredibilitas itu tidak mudah tapi banyak tantangan yang perlu dihadapi, seperti penguasaan teknology, penguasaan materi/bidang, dan kejujuran serta tanggung jawab, serta optimalisasi kerja asesor.

C. Optimalisasi Profesionalisme dan Kredibilitas Kinerja Asesor

   Pengertian optimalisasi adalah melakukan sesuatu secara maksimal baik berupa perencanan maupun pelaksanaannya sehingga menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan. Optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah tertinggi, paling baik, sempurna, terbaik, paling menguntungkan, Mengoptimalkan berarti menjadikan sempurna, menjadikan paling tinggi, menjadikan maksimal, Optimalisasi berarti pengoptimalan.
 Optimalisasi profesionalism yang meliputi: penguasaan teknology, penguasaan materi/bidang, dan kejujuran serta tanggung jawab, serta optimalisasi kerja asesor jika dilakkan dengan baik maka akan menghasilkan peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.

a. Optimalisasi Penguasaan Teknologi

      Optimalisasi penguasaan teknologi bagi asesor merupakan hal yang sangat urgent  untuk melaksanakan Pekerjaan atau akreditasi secara profesionaal dan kredibel. Disamping itu, penggunaan teknologi secara optimal juga dapat mempermudah, memperlancara pekerjaan, serta dapat menghasilkan yang lebih baik.

b. Optimalisasi Penguasaan Materi/Bidang

    Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan penilaian terhadap kelayakan atau tidak terhadap sekolah atau lembaga pendidikan maka diperlukan asesor yang benar benar- menguasai materi, karena asesor yang tidak menguasai materi akan banyak mengalami hambatan terhadap pengembangan mutu pendidikan atau penilaiyan terhadap sekolah.

c. Kejujuran dan Tanggung Jawab

   Profesionalisme dan kredibilitas merupakan bagian yang sangat penting bagi asesor, karena dengan profesionalnya seorang asesor, maka  pelaksanakan akriditas sekolah akan berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan. Dengan kata lain, seorang asesor yang profesional adalah bekerja sesuai dengan yang direncanakan atau bekerja sesuai dengan perencanaan. Ada beberapa perencanaan dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan akriditasi mencangkup beberapa point yang utama, yaitu:
a. perencanaan tujuan yang hendak dicapai
b. perencanaan jumlah sekolah yang akan diakriditasi,
c. perencanaan waktu pelaksanaan akriditasi
d. perencanaan solusi terhadap hambatan yang akan dihadapi dan
e. perencanaan  proses penilaian
  Perencanaan tersebut dapat direncanakan, dibuat, didesign, dirumuskan, dan dilaksanakan secara optimal oleh asesor dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan baik.

D. Penutup

      Mutu pedidikan dapat ditingkatkan dengan baik apabila para asesor sebagai penilai dan penentu kelayakan atau tidak terhadap sekolah atau lembaga pendidikan dilakukan dengan cara profesional.           

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Menyulam Hubungan Hangat dan Meningkatkan Kualitas Hidup bersama Orang Lain

What are the Effects of the Socractic Method on the Students' Critical Thinking Skill?