Dua Mindset Guru terhadap Siswa
Di era digital ini, mindset guru mempunyai peran yang sangat urgent sekali dalam mendukung, memotivasi, memfasilitasi, menginspirasi, mengembangkan dan memobilisasi potensi yang ada pada siswa dalam rangka mencapai keberhasilan kehidupan dan careernya dimasa yang akan datang. Guru tidak boleh lagi memandang sebelah mata atau berfikir negatif lagi terhadap siswa yang mmpunyai potensi atau kompetensi yang rendah karena itu merupakan tugas guru untuk membantu membibing dan mencari solusi terhadaap kondisi yang dihadapi para siswa.
Setiap siswa yang masuk ke kelas tentu mempunyai latar belakang, potensi, dan habits serta behavior yang berbeda beda; oleh karena itu, guru harus mempunyai kompetensi yang mumpuni yang dapat mengatasi problem yang ada pada siswa tersebut. Karena guru merupakaan tonggak keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar. Finch dan Crunkilton (1999:220),
define that “… competencies for
vocational and technical education are those tasks, skills, attitudes, values,
and appreciations that are deemed critical to successful employment”.
Menurut Robert
A. Roe (2001), competence is defined as the
ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates
knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on
knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing. Menurut
Garcia-Barbero (1998:167), competency is defined in terms of what a person is required to do
(performance), under what conditions it is to be done (conditions) and how well
it is to be done (standards).
Kompetensi guru dalam proses pembelajaraan di era digital ini merupakan bagian dari kematangan mindsetnya seorang guru. Ada dua type mindset guru dalam kegiatan proses pembelajaran yang dingkapkan oleh Dewek, yaitu growth mindset dan fixed mindset.
1. Tipe Guru yang Mempunyai Fixed Mindset
Kita sering mendengar kelu kesah guru terhadap prilaku dan kompetensi siswa terutama siswa yang mempunyai prilaku yang buruk dan kompetensi siwa yang rendah. Mereka sering memandang siswa dengan sebelah mata dan memandang rendah kompetensi siswa, seperti ketika siswa berkelakuan buruk dan mendapatkan nilai yang rendah. Mereka mengatakan bahwa prilaku dan nilai siswa tersebut tidak bisa diperbaiki.
Padahal tugas guru adalah hanya berusaha sesemaksimal mungkin agar terjadi perubahaan terhadap siswa baik itu perubahaan prilaku maupun perubahan kompetensi akademiknya. Dalam alquran dikatakan "Berusahalah Alloh memperhatikan usahamu". Pertanyaanya, sudah sejauhman seorang guru dalam memperbaiki, meningkaatkan atau mendidik siswa agar terjadi perubahan prilaku dan kompetensi siswa.
Mengintropeksi diri jauh lebih penting daripada menyalahkan siswa karena dengan mengintropeksi diri maka seorang guru akan mengetahui kekurangan atau kesalahan pada dirinya. Keburukan prilaku siswa dan rendahnya kompetensi siswa dalam mengerjakan tugas bukan merupakan kesalahan siswa semata. Siswa melakukan perbuatan atau perkataan yang kurang baik mungkin ada sebab musyababnya, seperti karena broken-home keluarga, atau guru yang berprilaku yang kurang menyenangkan. Selanjutnya, jika siswa mendapaat nilai buruk belum tentu disebabkan oleh kebodohan siswa itu sendiri, tapi bisa saja disebabkan oleh kurang kompetensinya guru dalam membuat soal, seperti tidak jelasnya instruksi soal sehingga siswa tidak paham mengerjakannya, atau mungkin soalnya tidak sessuai yang diajarkan, atau mungkin juga soalnya dari internet.
Jadi, prilaku siswa yang kurang baik atau kompetensi siswa yang rendah pada hakekatnya bukan tidak bisa berubah atau dirubah; akan tetapi, karena adanya mindset guru yang salah, dan memandang dengan sebelah mata atau negatif, seperti nilai Amir tidak akan bisa berubah walaaupun diremedial berkali- kali. Tipe guru semacam inilah yang disebut guru yang mempunyai fixed mindset. Dweck state that the teacher
with a fixed mindset tend to label students based on their assumptions about
how smart they think they are; they expect and foster succes for some students
and hold lower expectations and offer lessser and mediocre task for others.
2. Tipe Guru yang Mempunyai Growth Mindset
Tipe guru ynag mempunyai growth mindset adalah tipe guru yang memandang bahwa kondisi kompetesi atau prilaku siswa pada hakekatnya dapat dirubah. Oleh karena itu, tipe guru semacam ini senantiasa memandang siswa dengan baik tidak dengan sebelah mata atau mudah menyalahkan siswa. Mereka yakin jika mereka (guru) berusaha sesemaksimal mungkin maka dengan seizin Alloh akan terjadi perubahan walaupun tidak signifikan. Inilah yang disebut guru yang berkualitas'qulified teachers' yang mempunyai growth mindset. Gayle H. Gregory state that the
qualities and expertise of teachers have agreat impact on students success.
Kualitas atau qualified Teacher sangat diperlukan sekali dalam proses pembelajaraan di era digital ini, karena guru-guru yang berkualitas biasanya lebih mudah beradaptasi terhadap permasalan dan lebih mampu dalam menghadapi segala tantangan. Mereka biasanya tidak memandak permasalaahan sebagai beban kerjakan tetapi merupaakaan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan.
Disamping itu, guru yang berkualitas dan mempunyai growth minded biasanya guru yang demokratis yang senantiasa menghargai pendapat orang lain sekalipun pendapat dari muridnya. Mereka tidak meremehkaan pendapat siswa sekalipun pendapat siswa itu salah; akan tetapi mereka tetap memberikan suppot, motivasi, apresiasi agar siswanya semangat dalam mengeluarkan pendapat tanpa ada rasa takut dan malu.
Selanjutnya, guru yang mempunyai growth mindset juga sangat cocok untuk pembelajaran abad 21 yang sangat mendorong akan pengembangan daya pikir siswa yang lebih terbuka dan maju. Para siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pandangannya terhadap permasalahan atau hal apapun tanpa harus berpikir benar atau salah. Bagi guru yang mempunyai growth mindset itu selalu menghargai setiap pendapaat siswa sekalipun salah. Bagi guru tersebut yang terpenting siswa berani mengungkapkan pendapatnya dan itu sudah bukti adanya kemajuan dan keberhasilan siswa. Dweck states that teacher
with a growth mindset invest time and effort in their students and give
students opportuniities to try, redo, and choose alternate approaches until
they are successful.
Jadi, keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada bakat dan usaha yang dimilikinya, akan tetapi juga pada mindset guru. Jika guru mempunyai fixed mindest maka jangan diharap siswa bisa maju dan berkembang atau berubah; akan tetapi, jika guru mempunyai growth mindset, insya Alloh dengan izin Alloh akan terjadi perubahan dan kemajuan pada siswa.
Praktiknya ?????
ReplyDeleteAny qualities of a teacher will affect the students in one way or another. The qualified specialist will be tuned to the growth and development of each of his students
ReplyDelete