Amburadur Vs Penghargaan Nasional dan Internasional
Mengkritik adalah bagian yang sangat penting untuk mengetahuisuatu kekurangan- kekurangan dalam rangka perbaikan di masa yang akan datang. Karena kritikan itu merupakan bagian dari sebuah penilaian dan evaluasi, dan tanpa adanya kritikan dari pihak atau orang lain maka kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan- keleman kita. Orang yang tidak mau dikritik biasanya muncul sebuah kepercayaan diri yang berlebihan seperti merasa semua kerjaannya benar dan berhasil. Oleh karena itu, Kritikan itu sangat diperlukan sekali namun kritikan juga harus bersifat membangun dan menggunakan kata- kata yang baik dan sopan, bukan- seperti kata"amburadul'.
Kata "amburadur" kayanya tidak pas digunakan untuk mengkritik akan tetapi lebih tepat biasanya digunakan oleh orang yang ingin menjatuhkan lawan atau seseorang yang tidak disukai. Karena kata "amburadur" biasanya diucapkan oleh seseorang yang kondisinya ada sesuatu masalah, sehingga kata- kata yang diucapkan agak kurang terkonntrol, apakah itu baik atau tidak. Disamping itu, kata "amburadur" biasanya diucapkan oleh seseorang dengan maksud tertentu, seperti untuk menjelek-jelakan atau untuk menjatuhkan seseorang.
bukan untuk menjathkan. dalam rangka meningkatkan kemajuan. tanpa dannya kritiakn maka seseoranng tidaak akan mengetahui akan kekurangannya.. namun mengkritik juga harus bersifat membanguna dan biaanya kritikan membanguan itu menggunakan kata-- kata yang baik dan sopat bukan dengan kata- kkata yang tidak etis dan baik, seperti kata "amburadul". disamping ituu, kata -kata tersebt juga dikeluarkan atau diucapkan oleh salah satu tooko nasional, sungguh mengherankan, kok bisa saja menggunakan kata tersebut padahal masih banyak kata- kata yang lebih enak didengar dan dibaca.
Namun ada orang juga yang berpendapat atau mungkin menapsirkan kata "amburadur yang diucapkann itu adalah sebuah kata kritikan. Apakah tidak ada kata lain yang bisa digunakan jika tujuannya untuk mengkritik dari pada kata "amburadur". Kata amburadur biasanya diuncapkan dengan nada emosi bukan dengan pemikiran jernih. Oleh karena itu, ucapan kata "amburadur" tidak pas digunakan untuk memkritik yang bersifat membanguan.
Jika mengkritk dengan tujuan untuk menjatuhkan atau melemahkan lawan atau musuh atau lawan politik, ya sah- sah saja. Akan tetapi sungguh sangat disayangkan kata "amburadur"" jika digunakan untuk mengkritik, karena mengkritik itu kata yang mucul dari sebuah pemikirin yang bersifat membangun dan positif. Oleh karena itu, jika ada yang ingin mengktritik kinerja Gubernur Anies atau kondisi Jakarta sebaiknya cari informasi yang akurat dan dari sumber yang dipercaya, jangan asal main kritik saja.
Jika kata amburadur dikaitakan dengan prestasi Jakarta di bidang pendidikan atau universitas, sungguh bertentangan sekali dengan sebuah kenyataan. Kata salah seorang Prof.bidang komunikasi bahwa UI sudah masuk urutan universitas ternama di dunia. Dan untuk dibidang yang lain juga, coba tanya ke Gubernurnya sering dapat penghargaan internasional tidak.
Jika Jakarta dikatakan amaburadur, bagaimana dengan penghargaan internasional yang sering diperoleh Gubernur Anis, apakah itu bukan sebuah prestasi. Menurut Ana, penghargaan internaional merupakan bagian dari sebuah prestasi yang perlu disyukuri dan diharagai sebagai usaha keras dan sungguh -sungguh seorang Gubernur dalam membangun dan memajukan wilayah yang dipimpinnya, namun sangat disayangkan prestasi tersebt tidak dipublikansikan secara umum, hanya kalangan tertentu saja yang tahu.
Namun kalau ada pihak yang menilai bahwa penghargaan internasional yang diperoleh gubernur Anies adalah bukan sebuah prestasi, maka boleh- boleh saja, namanya kebebasa berpendapat. Akan tetapi, sebaiknya jika ingin mengkritik ya harus mencari data atau informasi yang sebenarnya.
Ada dua kemungkinan yang terjadi jika benar- benar tahu informasi atau data yang sebenarnya. Pertama kemungkinan terjadi sock alias pingsan karena kaget begitu banyak penghargaan dan prestasi yang diterima. Kedua, munculnya rasa malu yang ditutupi dengan berbagai alasan yang dibuat atau dimunculkan lagi, seperti dengan melontarkan kritikan- kritikan yang yang bersifat menjatuhkan, menjelekan dengan mencari kelemmahan dan keukarangan- kekurangannya.
Inilah prestasi sebagai bukti bahwa jakarta bukan kota yang amburadur tapi berprestasi, seperti
masuk dalam peringkat ke-47 Smart City Government pada 18 Januari 2019.
Peringkat DKI setingkat dengan kota Paris di posisi ke-46. Dari 10 indikator
penilaian, DKI Jakarta meraih 3 nilai tertinggi pada indikator, yaitu Visi
Pemprov DKI Jakarta, Kepemimpinan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai
Kepala Pemerintahan dan Alokasi Anggaran/APBD Provinsi DKI Jakarta.
"Pemprov DKI Jakarta
telah menerapkan Konsep Kota Pintar, ditandai dengan dibentuknya unit pengelola
@jsclounge. Ada 6 indikator yang menjadi fokus Jakarta Smart City, yakni Smart
Governance, Smart Economy, Smart People, Smart Mobility, Smart Environment, dan
Smart Living," seperti dikutip dari Instagram @Aniesbaswedan
Demi bangsa dan negara yang tercinta, mari kita budayakan mengkritik dengan kritikan yang bersifat membangun bukan untuk menjatuhkan satu sama lain. Bagaiman Pendapat ente, setuju tidak kita harus mengkritik yang bersifat membangun.
Comments
Post a Comment