Smart, creative, and inpirative

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Image
The Strategies  of Cultivating Focus and Emotion to the Students The Students entering into the classroom have diverse background, condition or situation, and potency. Majority of them have difficulties in focus and emotion, and it is not easy to tell them to cncentrate or focus in learning. They enter into the classroom with empty brain, and they do not have any purposes to go to school. Therefore, the alternative ways or strategies are very urgent. There are ten strategies that can be used to cultivate focus and emotion to our students in learning. Before understanding the strategies, we should know the definition of focus and emotion in advance. A. The definition of Focus and Emotion 1. The Definition of Focus In the educational context, focus denotes the capacity to direct one's attention and concentration towards a specific objective, subject, or task. This entails the ability to eliminate distractions, sustain attention over time, and actively participate in the learning proc

Bagaimana Cara Mengintegrasikan HOTS dengan Profil Pelajar Pancasila dalam KBM Kumer?

Mengintegrasikan HOTS Dengan Profil Pelajar Pancasila        Pada Kurikulum Merdeka

           (Siswa /siswi MTSs Attaqwa 12 Pondok Soga Babelan, Kab. Bekasi sedang mempraktekan HOTS dan Profil Pelajar Pancasila dalam rangka persiapan Implementasi sesungguhnya tahun 2024 )

A. Penegrtian HOTS

HOTS merupakan singkatan dari "Higher Order Thinking Skills," yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi." HOTS merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan pemikiran yang lebih kompleks, termasuk pemikiran kritis, analitis, evaluatif, dan kreatif. Kemampuan ini melibatkan kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan konsep-konsep yang lebih mendalam, daripada sekadar menghafal informasi atau fakta.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini memiliki peran penting dalam dunia pendidikan karena membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, mengaitkan konsep-konsep yang berbeda, dan mengatasi masalah-masalah yang kompleks. Selain itu, HOTS juga memungkinkan siswa untuk mengasah keterampilan kritis yang esensial dalam kehidupan sehari-hari, seperti kemampuan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan analisis situasi.

Contoh aktivitas yang melibatkan HOTS antara lain menyusun argumen berdasarkan bukti yang relevan, menganalisis informasi untuk mencapai kesimpulan, mengidentifikasi pola atau keterkaitan dalam data, serta menciptakan solusi baru untuk masalah-masalah yang kompleks. Pendekatan pendidikan yang mendorong pengembangan HOTS umumnya bertujuan untuk melahirkan individu yang lebih mampu berpikir secara mandiri dan kreatif. Hal ini sangat sesuai dengan kurikulum merdeka yang mengintegrasikan profil pelajar pancasila dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Pengertian Profil Pelajar Pancasila 

Pengertian profil pelajar pancasila tidak terlepas dari enam elemen utama berakhlak mulia, berbhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang ada pad P5. P5 singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, adalah program yang terdapat dalam kurikulum merdeka. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan kegiatan kokurikuler berbasis projek. Selain itu, P5 juga memiliki tujuan lain yaitu menguatkan upaya mencapai kompetensi dan karakter siswa agar sesuai dengan profil pelajar Pancasila, sesuai dengan yang diatur dalam Keputusan Menteri Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai keenam elemen P5, seperti yang diuraikan dalam modul yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

1. Berakhlak mulia: Pelajar yang berakhlak mulia adalah mereka yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan berakhlak baik dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memahami ajaran agama atau kepercayaan pribadinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Berbhinekaan global: Pelajar Indonesia harus tetap mempertahankan budaya lokal dan identitasnya, sambil tetap terbuka terhadap pengaruh dan interaksi dengan budaya lain. Hal ini bertujuan untuk menghargai perbedaan dan potensi pembentukan budaya positif yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa.

3. Gotong royong: Pelajar harus memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan untuk bekerja sama dengan sukarela dalam suatu kegiatan bersama. Tujuannya adalah untuk memastikan kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan dalam berbagai kegiatan. Hal ini menciptakan suasana yang positif, harmonis, dan damai.

4. Mandiri: Pelajar yang mandiri bertanggung jawab atas proses belajar dan hasilnya. Mereka juga mampu melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, memahami emosi, kelebihan, dan keterbatasan diri.

5. Bernalar kritis: Pelajar yang memiliki kemampuan berpikir kritis mampu mengolah informasi secara objektif, menganalisis berbagai informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkan dengan baik. Ini melibatkan keterampilan dalam memperoleh, memproses, menganalisis, merefleksi, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada.

Dengan memahami dan mengintegrasikan keenam elemen ini, diharapkan siswa dapat menjadi pelajar yang lebih berkualitas dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

C. Mengintegrasikan HOTs dengan Profil Pelajar Pancasila dalam KBM

Menyatukan sistem pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan profil Pancasila dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah metode efektif untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1. Penentuan Nilai-nilai Pancasila yang Relevan:

Identifikasi nilai-nilai Pancasila yang ingin Anda sisipkan dalam KBM yang berfokus pada HOTS. Contohnya, seperti gotong royong, persatuan, keadilan, dan demokrasi.

2. Perencanaan Kegiatan Pembelajaran HOTS:

Susun rencana pembelajaran yang menekankan aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS), seperti analisis, sintesis, evaluasi, dan penciptaan. Pastikan rencana ini sesuai dengan materi pelajaran dan nilai-nilai Pancasila yang ingin disampaikan.

3. Seleksi Materi Pembelajaran yang Tepat:

Pilih materi pembelajaran yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila dan memungkinkan siswa untuk menerapkan keterampilan HOTS. Materi ini bisa berupa studi kasus, permasalahan kompleks, atau konten yang memerlukan analisis mendalam.

4. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Mendorong HOTS:

Manfaatkan metode pembelajaran yang memacu berpikir tingkat tinggi, seperti diskusi berbasis masalah, proyek berbasis penelitian, atau perdebatan. Pastikan metode ini membantu siswa menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan situasi dunia nyata.

5. Kegiatan Penerapan Nilai-nilai Pancasila:

Saat KBM berlangsung, ajak siswa untuk merenungkan cara nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan dalam konteks yang sesuai dengan materi pembelajaran. Ajukan pertanyaan refleksi yang merangsang pemikiran kritis.

6. Evaluasi yang Komprehensif:

Gunakan metode evaluasi yang mencakup aspek HOTS dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Ini bisa termasuk tugas proyek, penugasan analitis, atau presentasi oleh siswa.

7. Diskusi dan Refleksi:

Setelah KBM selesai, adakan diskusi dengan siswa tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila telah diaplikasikan dan bagaimana mereka menggunakan keterampilan HOTS dalam situasi yang telah dipelajari.

8. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas:

Informasikan orang tua dan komunitas setempat tentang upaya untuk menggabungkan nilai-nilai Pancasila dan HOTS dalam KBM. Dukungan mereka dapat memperkuat pendekatan ini di luar lingkungan sekolah.

9. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:

Terus lakukan evaluasi dan perbaikan pada metode pembelajaran serta kurikulum yang diterapkan. Pastikan integrasi antara HOTS dan nilai-nilai Pancasila terus berkembang.

Penggabungan sistem peningkatan HOTS dengan profil Pancasila dalam KBM akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sambil memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai yang mendasar bagi kemajuan bangsa Indonesia.




Comments

Popular posts from this blog

How to Cultivate Focus and Emotion to Our Students?

Menyulam Hubungan Hangat dan Meningkatkan Kualitas Hidup bersama Orang Lain

What are the Effects of the Socractic Method on the Students' Critical Thinking Skill?