Smart, creative, and inpirative
Bagaimana Cara Mengintegrasikan HOTS dengan Profil Pelajar Pancasila dalam KBM Kumer?
- Get link
- X
- Other Apps
Mengintegrasikan HOTS Dengan Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka
(Siswa /siswi MTSs Attaqwa 12 Pondok Soga Babelan, Kab. Bekasi sedang mempraktekan HOTS dan Profil Pelajar Pancasila dalam rangka persiapan Implementasi sesungguhnya tahun 2024 )A. Penegrtian HOTS
HOTS merupakan singkatan dari "Higher Order Thinking Skills," yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi." HOTS merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan pemikiran yang lebih kompleks, termasuk pemikiran kritis, analitis, evaluatif, dan kreatif. Kemampuan ini melibatkan kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan konsep-konsep yang lebih mendalam, daripada sekadar menghafal informasi atau fakta.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini memiliki peran penting dalam dunia pendidikan karena membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, mengaitkan konsep-konsep yang berbeda, dan mengatasi masalah-masalah yang kompleks. Selain itu, HOTS juga memungkinkan siswa untuk mengasah keterampilan kritis yang esensial dalam kehidupan sehari-hari, seperti kemampuan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan analisis situasi.
Contoh aktivitas yang melibatkan HOTS antara lain menyusun argumen berdasarkan bukti yang relevan, menganalisis informasi untuk mencapai kesimpulan, mengidentifikasi pola atau keterkaitan dalam data, serta menciptakan solusi baru untuk masalah-masalah yang kompleks. Pendekatan pendidikan yang mendorong pengembangan HOTS umumnya bertujuan untuk melahirkan individu yang lebih mampu berpikir secara mandiri dan kreatif. Hal ini sangat sesuai dengan kurikulum merdeka yang mengintegrasikan profil pelajar pancasila dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Pengertian Profil Pelajar Pancasila
Pengertian profil pelajar pancasila tidak terlepas dari enam elemen utama berakhlak mulia, berbhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang ada pad P5. P5 singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, adalah program yang terdapat dalam kurikulum merdeka. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan kegiatan kokurikuler berbasis projek. Selain itu, P5 juga memiliki tujuan lain yaitu menguatkan upaya mencapai kompetensi dan karakter siswa agar sesuai dengan profil pelajar Pancasila, sesuai dengan yang diatur dalam Keputusan Menteri Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila.
Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai keenam elemen P5, seperti yang diuraikan dalam modul yang diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
1. Berakhlak mulia: Pelajar yang
berakhlak mulia adalah mereka yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan
berakhlak baik dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memahami
ajaran agama atau kepercayaan pribadinya dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Berbhinekaan global: Pelajar
Indonesia harus tetap mempertahankan budaya lokal dan identitasnya, sambil
tetap terbuka terhadap pengaruh dan interaksi dengan budaya lain. Hal ini
bertujuan untuk menghargai perbedaan dan potensi pembentukan budaya positif
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa.
3. Gotong royong: Pelajar harus memiliki
kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan untuk bekerja sama dengan sukarela
dalam suatu kegiatan bersama. Tujuannya adalah untuk memastikan kelancaran,
kemudahan, dan kesuksesan dalam berbagai kegiatan. Hal ini menciptakan suasana
yang positif, harmonis, dan damai.
4. Mandiri: Pelajar yang mandiri
bertanggung jawab atas proses belajar dan hasilnya. Mereka juga mampu melakukan
introspeksi terhadap diri sendiri, memahami emosi, kelebihan, dan keterbatasan
diri.
5. Bernalar kritis: Pelajar yang
memiliki kemampuan berpikir kritis mampu mengolah informasi secara objektif,
menganalisis berbagai informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkan dengan baik.
Ini melibatkan keterampilan dalam memperoleh, memproses, menganalisis,
merefleksi, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada.
Dengan memahami dan mengintegrasikan keenam elemen ini, diharapkan siswa dapat menjadi pelajar yang lebih berkualitas dan sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
C. Mengintegrasikan HOTs dengan Profil Pelajar Pancasila dalam KBM
Menyatukan sistem pengembangan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan profil Pancasila dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah metode efektif untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
1. Penentuan Nilai-nilai Pancasila yang Relevan:
Identifikasi nilai-nilai Pancasila yang ingin Anda sisipkan dalam KBM yang berfokus pada HOTS. Contohnya, seperti gotong royong, persatuan, keadilan, dan demokrasi.
2. Perencanaan Kegiatan Pembelajaran HOTS:
Susun rencana pembelajaran yang menekankan aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS), seperti analisis, sintesis, evaluasi, dan penciptaan. Pastikan rencana ini sesuai dengan materi pelajaran dan nilai-nilai Pancasila yang ingin disampaikan.
3. Seleksi Materi Pembelajaran yang Tepat:
Pilih materi pembelajaran yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila dan memungkinkan siswa untuk menerapkan keterampilan HOTS. Materi ini bisa berupa studi kasus, permasalahan kompleks, atau konten yang memerlukan analisis mendalam.
4. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Mendorong HOTS:
Manfaatkan metode pembelajaran yang memacu berpikir tingkat tinggi, seperti diskusi berbasis masalah, proyek berbasis penelitian, atau perdebatan. Pastikan metode ini membantu siswa menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan situasi dunia nyata.
5. Kegiatan Penerapan Nilai-nilai Pancasila:
Saat KBM berlangsung, ajak siswa untuk merenungkan cara nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan dalam konteks yang sesuai dengan materi pembelajaran. Ajukan pertanyaan refleksi yang merangsang pemikiran kritis.
6. Evaluasi yang Komprehensif:
Gunakan metode evaluasi yang mencakup aspek HOTS dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Ini bisa termasuk tugas proyek, penugasan analitis, atau presentasi oleh siswa.
7. Diskusi dan Refleksi:
Setelah KBM selesai, adakan diskusi dengan siswa tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila telah diaplikasikan dan bagaimana mereka menggunakan keterampilan HOTS dalam situasi yang telah dipelajari.
8. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas:
Informasikan orang tua dan komunitas setempat tentang upaya untuk menggabungkan nilai-nilai Pancasila dan HOTS dalam KBM. Dukungan mereka dapat memperkuat pendekatan ini di luar lingkungan sekolah.
9. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan:
Terus lakukan evaluasi dan perbaikan pada metode pembelajaran serta kurikulum yang diterapkan. Pastikan integrasi antara HOTS dan nilai-nilai Pancasila terus berkembang.
Penggabungan sistem peningkatan HOTS dengan profil Pancasila dalam KBM akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sambil memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai yang mendasar bagi kemajuan bangsa Indonesia.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment