10 Menit AI Membuat Soal PTS, PAT, PAS dan UM dengan Sempurna dan Berkulitas.
10 Menit AI Membuat Soal PTS, PAS, PAT dan UM
Sebelum memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menyusun
soal Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian
Akhir Tahun (PAT), atau Ujian Mandiri (UM), terdapat beberapa langkah penting
yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa
soal yang dihasilkan relevan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
Salah satu tahap awal yang harus dilakukan adalah menganalisis Kompetensi Dasar
yang menjadi pedoman dalam pembuatan soal. Dengan memahami Kompetensi Dasar,
pendidik dapat menentukan aspek pembelajaran yang perlu diuji dalam soal-soal
yang disusun. Hal ini memungkinkan soal yang dihasilkan lebih terfokus dan
efektif dalam menilai kemampuan siswa (Muhammad Miftahul Khairi, 2024).
Selain itu, sebelum menggunakan AI dalam pembuatan soal,
penting untuk menyusun indikator pencapaian yang jelas. Indikator ini berfungsi
sebagai acuan dalam mengukur tingkat pencapaian kompetensi oleh siswa.
Indikator yang baik harus memiliki karakteristik spesifik, terukur, dan selaras
dengan tujuan pembelajaran. Setelah indikator ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah menyediakan stimulus berupa konteks atau situasi yang relevan dengan
materi yang diajarkan. Adanya stimulus ini akan membantu siswa dalam memahami
pertanyaan dengan lebih baik serta memberikan jawaban yang tepat. Dengan
persiapan yang matang, AI dapat menghasilkan soal yang lebih berkualitas dan
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran (M. Fajar Zain, 2024).
Tahap akhir dalam proses ini adalah merancang prompt atau
instruksi yang jelas bagi AI. Prompt berperan sebagai panduan bagi AI dalam
menghasilkan soal sesuai dengan format dan kriteria yang diinginkan, baik dalam
bentuk pilihan ganda, isian singkat, maupun uraian. Pemanfaatan AI yang optimal
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembuatan soal ujian serta
membuka peluang inovasi dalam proses evaluasi pendidikan (Tim Abdidas, 2024).
A. Menganalisa Kompetensi Dasar
Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) sebelum merumuskan
indikator soal merupakan langkah krusial dalam proses pendidikan. Analisis ini
berperan sebagai pedoman bagi pendidik dalam menyusun indikator kompetensi yang
akan menjadi dasar dalam pembuatan soal. Menurut Mulyasa (2014), pemahaman yang
mendalam terhadap KD memungkinkan guru untuk menentukan indikator yang tepat
dan relevan, sehingga soal yang dihasilkan dapat lebih efektif dalam mengukur
pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Mulyasa
(2014) juga menekankan bahwa Kurikulum 2013 berfokus pada kompetensi yang
mencakup aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Agar analisis KD dapat dilakukan secara optimal, diperlukan
pendekatan yang sistematis dan menyeluruh, termasuk melalui analisis tugas dan
pola analisis. Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa indikator yang
disusun tidak hanya sesuai dengan KD, tetapi juga mampu menggambarkan kemampuan
siswa secara akurat. Dengan demikian, soal yang dibuat akan memiliki tingkat
validitas dan reliabilitas yang tinggi, sehingga dapat berkontribusi pada
peningkatan kualitas pembelajaran.
Selain itu, analisis KD juga membantu guru dalam menilai
efektivitas pembelajaran. Dengan memahami apakah indikator yang disusun telah
selaras dengan KD, pendidik dapat melakukan perbaikan atau penyesuaian terhadap
metode pengajaran serta sistem penilaian jika diperlukan. Sebagaimana dikemukakan
oleh Sudjana (2009), analisis KD memberikan umpan balik yang berharga untuk
pengembangan kurikulum serta peningkatan kompetensi siswa.
Dengan demikian, menganalisis Kompetensi Dasar sebelum
menyusun indikator soal tidak hanya berperan dalam memastikan kualitas soal,
tetapi juga berkontribusi pada peningkatan keseluruhan proses pembelajaran
serta hasil belajar peserta didik.
C. Menyusun Indikator Soal
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh guru adalah
menyusun spektrum kemampuan berdasarkan komponen yang telah dijelaskan
sebelumnya. Spektrum ini memberikan gambaran tentang proses pembelajaran serta
metode penilaian yang akan diterapkan. Dalam menentukan indikator pencapaian
kompetensi, indikator tersebut harus mampu mencerminkan tanda-tanda
keberhasilan siswa dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, dengan
mempertimbangkan variasi tingkat kemampuan mereka (Arikunto, 2018).
Selain itu, perlu dilakukan analisis terhadap tingkat
kompetensi dalam Kompetensi Dasar (KD) dengan memahami tahapan kompetensi yang
digunakan, seperti yang dijelaskan dalam Taksonomi Bloom (C1–C6) (Anderson
& Krathwohl, 2001). Selanjutnya, pemilihan indikator harus mempertimbangkan
aspek Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, dan Keterpakaian (UKRK) agar indikator
yang digunakan benar-benar signifikan (Sudjana, 2009).
Indikator yang dibuat juga harus disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran serta mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
siswa, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Selain itu, penggunaan kata
kerja operasional (KKO) yang dapat diukur menjadi faktor penting agar indikator
yang dirumuskan lebih jelas dan terukur. Indikator juga harus dinyatakan dalam
kalimat sederhana yang mudah dipahami serta menghindari penggunaan kata dengan
makna ganda (Mulyasa, 2014). Terakhir, pencapaian kompetensi tidak hanya diukur
dari hasil angka, tetapi juga harus memastikan bahwa siswa benar-benar mencapai
kemampuan yang telah ditargetkan.
D. Merumuskan Stimuslus
Stimulus dalam indikator soal memiliki peran krusial dalam
mendorong siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Stimulus
memberikan konteks nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau
permasalahan global, memungkinkan siswa menghubungkan materi yang telah
dipelajari dengan situasi konkret. Dengan adanya stimulus, siswa tidak hanya
mengingat informasi, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, serta
menyusun solusi terhadap suatu persoalan (Anderson & Krathwohl, 2001).
Stimulus dapat berupa berbagai sumber, seperti teks bacaan,
studi kasus, cuplikan film, ilustrasi, tabel, grafik, diagram, atau gambar.
Penggunaannya dalam soal HOTS bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis,
mengenali permasalahan, serta mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari guna
menemukan solusi yang tepat (Kemdikbud, 2017).
Berikut adalah contoh penerapan stimulus dalam indikator
soal:
Indikator: Dengan diberikan permasalahan yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear tiga variabel dalam kehidupan nyata, peserta
didik dapat menyusun model matematika dari permasalahan tersebut.
Dalam contoh ini, "permasalahan yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear tiga variabel dalam kehidupan nyata" berfungsi
sebagai stimulus yang menuntut siswa untuk menerapkan konsep matematika dalam
situasi praktis. Dengan demikian, stimulus ini tidak hanya menguji pemahaman
mereka terhadap materi, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah dalam konteks yang lebih luas.
E. Membuat Prompt/Perintah dalam AI
Panduan Menyusun Prompt yang Efektif untuk Pembuatan Soal
Menyusun prompt yang tepat dalam pembuatan soal sangat
berpengaruh terhadap kualitas soal yang dihasilkan. Agar soal yang dibuat
benar-benar sesuai dengan tujuan pembelajaran, diperlukan beberapa langkah
sistematis dalam merancang prompt yang efektif. Berikut adalah langkah-langkah
utama yang perlu diperhatikan:
1. Menentukan Tujuan Secara Jelas
Langkah awal dalam menyusun prompt adalah memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Prompt harus dirancang untuk mengukur kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. Seperti yang dijelaskan oleh Anderson & Krathwohl (2001), perumusan tujuan yang jelas akan membantu menghasilkan pertanyaan yang lebih terarah dan relevan dengan materi pembelajaran.
2. Menyediakan Instruksi yang Spesifik
Instruksi dalam prompt harus ditulis secara spesifik agar
sistem AI dapat menghasilkan soal yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya,
daripada sekadar menulis "buat soal matematika," lebih baik
menggunakan instruksi yang lebih rinci seperti "buat 5 soal pilihan ganda
tentang sistem persamaan linear untuk siswa kelas 10." Instruksi yang
lebih detail akan membantu AI memahami format serta konteks soal yang
diinginkan (Learn Prompting, 2024).
3. Memberikan Konteks yang Relevan
Menyertakan konteks dalam prompt sangat penting untuk memastikan
bahwa soal yang dibuat tetap relevan dengan situasi dunia nyata atau materi
yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, dalam pembuatan soal sejarah, prompt
dapat mencantumkan informasi mengenai periode waktu atau peristiwa tertentu
agar siswa dapat memahami latar belakang pertanyaan dengan lebih baik
(Microsoft News, 2024).
4. Menggunakan Kata Kunci yang Tepat
Pemilihan kata kunci yang sesuai akan membantu AI
menghasilkan soal yang lebih fokus dan sesuai dengan topik yang diinginkan.
Sebagai contoh, dalam pembuatan soal biologi, penggunaan kata kunci seperti
"fotosintesis" atau "ekosistem" akan memastikan bahwa soal
yang dibuat berkaitan langsung dengan materi tersebut (Ruang Developer, 2024).
5. Mengembangkan Pertanyaan Terbuka
Dalam beberapa situasi, pertanyaan terbuka dapat membantu
menggali pemahaman siswa secara lebih mendalam. Sebagai contoh, pertanyaan
seperti "Jelaskan bagaimana revolusi industri memengaruhi kehidupan sosial
masyarakat Eropa" lebih menantang dibandingkan pertanyaan tertutup seperti
"Apakah revolusi industri berdampak pada masyarakat?" (Tempo.co,
2024).
6. Menentukan Format Jawaban
Prompt juga harus mencantumkan format jawaban yang
diharapkan, seperti pilihan ganda, uraian singkat, atau tabel. Dengan
menentukan format yang jelas, AI dapat menghasilkan soal yang sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran (Tirto.id, 2024).
Contoh Prompt yang Efektif untuk Pembuatan Soal
Berikut beberapa contoh prompt yang dirancang dengan baik, beserta penjelasan mengenai unsur-unsur yang ada dalam prompt tersebut:
1. Soal Matematika
💡 "Buatlah 5 soal pilihan ganda tentang sistem persamaan
linear dua variabel untuk siswa kelas 8 SMP. Sertakan kunci jawaban dan
pastikan soal memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi, mulai dari mudah
hingga sulit."
2. Soal Bahasa Indonesia
💡 "Buatlah 3 soal uraian mengenai analisis puisi untuk
siswa kelas 11 SMA. Soal harus dirancang agar siswa dapat menginterpretasikan
makna, tema, dan gaya bahasa dalam puisi yang diberikan."
3. Soal IPA
💡 "Buatlah 4 soal pilihan ganda tentang proses
fotosintesis untuk siswa kelas 9 SMP. Pastikan satu soal berkaitan dengan
faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis dan satu soal lagi membahas
perbedaan fotosintesis pada tumbuhan C3 dan C4."
Tambahan: Variasi soal mencakup faktor-faktor yang
memengaruhi fotosintesis dan perbedaan tumbuhan C3 & C4
4. Soal Sejarah
💡 "Buatlah 5 soal benar/salah tentang dampak Perang Dunia
II terhadap perekonomian dunia. Sertakan penjelasan singkat untuk setiap
jawaban agar siswa dapat memahami konteksnya."
5. Soal Ekonomi
💡 "Buatlah 3 soal essay tentang konsep permintaan dan
penawaran dalam ekonomi mikro. Minta siswa untuk memberikan contoh nyata dari
kehidupan sehari-hari yang menggambarkan konsep tersebut."
Contoh Soal:
Sebuah perusahaan berencana mendirikan pabrik di suatu
wilayah. Berdasarkan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), proyek
ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga dapat
mencemari sungai yang menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat setemp
F. Praktek Pembuatan Soal dengan AI
Langkah2nya yaitu
a. Tulis di Google/chrome Diffitai lalu klik difftai for teacher.
b. klik sign up free lalu klik continue with google
c. Klik akun bapak atau Ibu masing, lalu
atau jika muncul Teacher starts here maka klik langsung, lalu tulis prompt
d. Tulis di kolom pencarian Prompt, seperti " Disajikan sebuah grafik pertumbuhan penduduk, buatkan saya soal 4 pilihan ganda level kognitif 3 dengan indikator siswa dapat membedakan pertumuhan penduduk.
e. lalu klik generate resources.
Selamat Mencoba. semoga sukkses!!!!!
AI yang digunakan yaitu ChatGPT dan Diffitai
Caranya:
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy
for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Longman.a
Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Permendikbud
No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar Kurikulum 2013.
Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
M. Fajar Zain (2024). Penerapan Artificial Intelligence
(AI) Dalam Pembuatan Soal Kuis di Aplikasi Andalaman Berbasis Learning
Management System (LMS) Moodle. Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan
Jakarta, 5(2), 160-173.
Muhammad Miftahul Khairi. (2024). Pemanfaatan Google Forms
(GAFE) dan Chat GPT (AI) Dalam Pembuatan Soal Bagi Guru Bahasa Arab. PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEGURUAN DAN PENDIDIKAN (SNKP), 2(1), 312–320.
Muhsin Hanis & Din Wahyudin (2024). Pemanfaatan
Artificial Intelligence (AI) Dalam Penyusunan Asesmen Pembelajaran Bagi Guru
Sekolah Dasar
Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tim Abdidas (2024). Pelatihan Pembuatan Soal Pilihan Ganda
Menggunakan Artificial.
Comments
Post a Comment