Smart, creative, and inpirative
2 Faktor Utama Penyebab Keberhasilan atau Kegagalan Siswa Belajar di Kelas.
- Get link
- X
- Other Apps
Faktor Penyebab Keberhasilan/ kegagalan Siswa
Keberhasilan maupun kegagalan siswa dalam proses pembelajaran di kelas
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori, yaitu faktor internal (berasal dari dalam diri siswa) dan faktor
eksternal (berasal dari lingkungan luar siswa) (Angraini, Aminuyati, &
Achmadi, 2016).
A. Faktor Internal
1. Motivasi
Motivasi intrinsik, yakni dorongan yang muncul dari dalam diri siswa,
berperan penting dalam menentukan pencapaian akademik mereka (Angraini,
Aminuyati, & Achmadi, 2016). Tanpa adanya motivasi, siswa cenderung
kehilangan keinginan untuk melanjutkan pendidikan (Sari, 2017). Motivasi yang
kuat dalam belajar merupakan faktor utama yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam
memahami materi (Angraini, Aminuyati, & Achmadi, 2016). Hambatan dalam
belajar sering kali terjadi akibat rendahnya motivasi atau kurangnya kemauan
siswa untuk belajar (Stevani, 2016). Beberapa penelitian (Stevani, 2016; Sari,
2017; Angraini, Aminuyati, & Achmadi, 2016) menunjukkan bahwa aspek
internal yang paling berpengaruh terhadap pembelajaran adalah motivasi siswa.
2. Kesehatan Fisik dan Mental
Kondisi fisik dan mental yang prima sangat mendukung efektivitas dalam
belajar (Sari, 2017). Kesehatan juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
dan kecerdasan seseorang, karena fungsi kognitif dipengaruhi oleh keadaan fisik
dan psikologis siswa (Sari, 2017).
3. Perilaku dan Minat Belajar
Siswa yang memiliki ketertarikan terhadap pembelajaran cenderung mencapai
hasil yang lebih baik karena mereka belajar dengan nyaman dan tanpa tekanan
(Stevani, 2016). Faktor internal yang berkontribusi terhadap keberhasilan
belajar meliputi minat, motivasi, perhatian, serta kesiapan dalam menerima
materi pembelajaran (Stevani, 2016).
4. Keterampilan Belajar
Kemampuan siswa dalam menerapkan strategi belajar yang efektif berpengaruh terhadap hasil akademik mereka. Sebaliknya, metode belajar yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil yang kurang optimal (Stevani, 2016). Siswa yang mudah frustrasi saat menghadapi kesulitan dan tidak memiliki kontrol diri yang baik cenderung mengalami hambatan dalam belajar (Angraini, Aminuyati, & Achmadi, 2016). Proses belajar siswa melibatkan berbagai strategi serta teknik yang diterapkan dalam memahami materi pelajaran (Angraini, Aminuyati, & Achmadi, 2016).
5. Kecerdasan Emosional
Kemampuan siswa dalam mengenali dan mengelola emosinya dengan baik
memiliki peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Kecerdasan
emosional berfungsi sebagai sumber energi, informasi, serta penghubung dalam
interaksi sosial dan akademik (Stevani, 2016).
6. Kepercayaan Diri
Kurangnya keyakinan terhadap kemampuan belajar dapat menjadi penghambat
dalam mencapai keberhasilan akademik (Angraini, Aminuyati, & Achmadi,
2016). Kegagalan dalam belajar dapat menyebabkan rasa frustrasi dan menurunkan
semangat siswa dalam melanjutkan proses pembelajaran (Angraini, Aminuyati,
& Achmadi, 2016).
B. Faktor Eksternal
Keberhasilan akademik siswa tidak hanya bergantung pada faktor dari dalam
dirinya, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang berasal
dari lingkungan sekitar. Faktor-faktor ini meliputi kondisi lingkungan belajar,
metode pengajaran yang digunakan, peran keluarga dan sekolah, ketersediaan
sarana dan prasarana, serta pengaruh dari masyarakat. Setiap faktor memiliki
dampak yang berbeda terhadap motivasi, fokus, dan efektivitas proses belajar
siswa.
1. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung berperan penting dalam
meningkatkan konsentrasi serta semangat siswa untuk belajar (Harjali, 2016).
Faktor lingkungan ini mencakup suasana di dalam kelas, hubungan sosial dengan teman
sebaya, serta dukungan dari keluarga dan mentor (Afniola et al., 2020). Sekolah
sebagai tempat utama dalam proses pendidikan juga harus memastikan bahwa
lingkungan belajar memberikan rasa aman dan mendorong perkembangan siswa baik
dalam aspek akademik maupun sosial. Dengan kondisi belajar yang kondusif, siswa
dapat lebih mudah memahami materi dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
2. Metode Pembelajaran
Keefektifan proses belajar sangat dipengaruhi oleh metode pengajaran yang
digunakan oleh guru. Pendekatan yang tepat dapat meningkatkan minat belajar
siswa serta membantu mereka memahami materi dengan lebih mudah (Anggraini,
Patmanthara, & Purnomo, 2017). Teknik seperti pembelajaran aktif, diskusi
kelompok, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran telah terbukti
memperkaya pengalaman belajar. Oleh karena itu, guru perlu terus berinovasi
dalam mengembangkan metode pengajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
3. Lingkungan Keluarga
Dukungan dari keluarga berperan besar dalam menunjang keberhasilan
akademik siswa. Faktor-faktor seperti suasana rumah yang kondusif, tersedianya
fasilitas belajar, serta perhatian orang tua dapat membantu siswa tetap fokus
dalam belajar (Slameto, n.d.). Sebaliknya, kurangnya keterlibatan orang tua
dalam pendidikan anak dapat menghambat perkembangan akademik mereka. Oleh
karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan motivasi, menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman di rumah, serta mendorong anak agar lebih
bersemangat dalam belajar.
4. Lingkungan Sekolah
Selain keluarga, sekolah juga memiliki peran penting dalam keberhasilan
siswa. Faktor-faktor seperti kualitas interaksi antara guru dan siswa, kondisi
ruang kelas, kurikulum yang diterapkan, serta aturan kedisiplinan di sekolah
dapat mempengaruhi hasil belajar (Dalle, 2010). Hubungan yang baik antara siswa
dan guru dapat menumbuhkan semangat belajar. Selain itu, pengaturan jadwal
pembelajaran yang sesuai juga dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa.
5. Sarana dan Prasarana Belajar
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti perpustakaan,
laboratorium, serta akses ke sumber belajar digital, memainkan peran penting
dalam menunjang prestasi akademik siswa (Dalle, 2010). Selain infrastruktur
fisik, lingkungan sosial di sekitar siswa, termasuk komunitas sekolah dan
masyarakat, juga berkontribusi dalam membentuk kebiasaan belajar mereka. Oleh
karena itu, sekolah dan keluarga perlu memastikan bahwa siswa memiliki akses ke
fasilitas yang mendukung pembelajaran mereka.
6. Faktor Masyarakat
Lingkungan sosial siswa, termasuk pengaruh teman sebaya dan media massa,
juga dapat berdampak pada kebiasaan belajar mereka (Slameto, n.d.). Teman
sebaya dapat memberikan pengaruh positif jika mereka saling mendukung dalam
kegiatan akademik, tetapi juga dapat menjadi faktor penghambat jika pergaulan
lebih banyak mengarah pada kegiatan yang kurang produktif. Selain itu, media
massa dan teknologi digital dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan
baik, tetapi juga bisa menjadi sumber gangguan jika tidak dikendalikan dengan
bijak.
7. Gangguan dalam Belajar
Salah satu tantangan utama dalam proses belajar adalah adanya gangguan
yang dapat mengurangi fokus dan produktivitas. Aktivitas seperti bermain
ponsel, menonton televisi, atau mengobrol dengan teman sering kali menghambat
efektivitas belajar (Sianturi, 2016). Oleh sebab itu, siswa perlu mengembangkan
kebiasaan belajar yang disiplin dengan menghindari berbagai gangguan eksternal
yang dapat mengurangi konsentrasi mereka.
8. Tempat Belajar yang Kurang Tepat
Tempat belajar juga mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Misalnya,
belajar di tempat tidur dapat mengakibatkan postur tubuh yang kurang baik serta
menurunkan tingkat konsentrasi siswa (Sianturi, 2016). Oleh karena itu, siswa
dianjurkan untuk memiliki ruang belajar khusus yang nyaman, terang, dan bebas
dari gangguan agar mereka dapat berkonsentrasi lebih baik dalam memahami materi
pelajaran.
9. Kurangnya Waktu Istirahat
Belajar secara terus-menerus tanpa jeda dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan
daya serap otak (Sianturi, 2016). Salah satu strategi yang dapat diterapkan
adalah metode Pomodoro, yaitu belajar selama 25 menit dan beristirahat selama 5
menit. Teknik ini terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas serta
menjaga fokus siswa selama proses belajar. Dengan pengelolaan waktu yang baik,
siswa dapat belajar dengan lebih efisien tanpa mengalami kelelahan berlebihan.
10. Perencanaan Belajar yang Tidak Terstruktur
Kurangnya perencanaan yang baik dalam belajar dapat mengakibatkan kebingungan,
kelelahan, serta rendahnya tingkat fokus siswa (Sianturi, 2016). Siswa yang
tidak memiliki jadwal belajar yang terorganisir cenderung merasa kewalahan
dalam mengelola tugas akademik mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi
siswa untuk membuat perencanaan belajar yang sistematis, misalnya dengan
menyusun jadwal harian atau daftar tugas yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu agar proses belajar lebih terarah.
11. Kegagalan Akademik akibat Faktor Eksternal
Prestasi akademik siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal
seperti kurangnya motivasi atau rendahnya pemahaman terhadap materi, tetapi
juga oleh faktor eksternal. Pengajaran yang kurang efektif, lingkungan belajar
yang tidak mendukung, serta minimnya dukungan dari teman sebaya dan keluarga
dapat berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa (Sianturi, 2016). Oleh
karena itu, diperlukan kerja sama antara guru, orang tua, dan lingkungan
sekolah untuk menciptakan kondisi belajar yang lebih kondusif bagi siswa.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment